Minggu, 27 September 2009

Kemunafikan (Buah karya: Musyafik) Dalam rangka memperingati Hari Maulid Nabi Muhammad SAW di Putat Lor 28 September 1988

Islam
Kini kau smakin berkembang
Pemelukmu bertambah besar
“Tapi sayang” kini tlah kau jelang asar

Kau orang Islam
Mengapa jiwamu bukan Islam
Hatimu busuk penuh dengan kesrakahan
Segala amal kau lakukan hanya untuk pameran

Kau berilmu tinggi
Tapi hanya untuk sebuah gengsi
Kau jutawan
Tapi kau tak pernah dermawan

Kau orang Islam
Mengapa kau terjang hukum Islam
Demi uang dan kepuasan
Jalan yang haram engkau halalkan

Kau mengaku umat Muhammad
Tapi kau tak pernah sholat
Engkau tak pernah zakat
Apalagi baca sholawat

Kau ingin masuk surga
Tapi mengapa engkau berzina
Kau takut api neraka
Tapi mengapa harta anak yatim kau makan saja

Bukanlah ini suatu kemunafikan!
Padahal islam melarang!
Sampai kapan akan kau lakukan!
Berhentilah jangan teruskan!

Sebelum Izroil dating mencabut nyawamu
Sebelum bumi menjepit tubuhmu
Sebelum neraka terpampang di mukamu
Akhirilah segala kemunafikanmu

Bukan emas permata pemupuk Islam
Iman dan ihsan coba terapkan
Agar kau dikasihi Tuhan
Agar islam tak mudah terpecehkan

Coba bayangkan pedihnya neraka
Coba bayangkan nikmatnya surga
Janganlah kau tergila-gila pada harta
Yang hanya bisa membawa celaka belaka

Janganlah
Janganlah kau jadi orang bodoh
Larilah larilah. . . . . . .dan
Kembalilah ke jalan Alloh
Agar islam senantiasa kuat dan kokoh

ALLOH HUAKBAR
ALLOH HUAKBAR
ALLOH HUAKBAR
Hidup Islam!
Hidup Islam!
Hidup Islam!



Note:
Untaian kalimat di atas merupakan buah karya saudari Musyafik semasa mengarungi hidup untuk meraih ilmu di salah satu pondok pesantren di desa putat lor. Awalnya puisi di atas hanyalah sebuah karya yang terserak yang tak kunjung menjadi sebuah karya yang akhirnya ia buang. Karya yang sebenarnya ia buat atas permintaan salah satu temannya untuk dibacakan pada saat lomba baca puisi tak kunjung selesai.

Namun oleh sahabatnya Luluk Kartikasari (teman yang meminta dibuatkan puisi oleh Musyafik) karya yang telah ada di sebuah tong sampah dan telah kusut itu ia pungut dan dijadikan karya yang akhirnya mendapatkan juara satu pada acara pembacaan puisi pada peringatan mauled nabi pada waktu itu. Sebenarnya luluk telah dibuatkan satu karya yang memang telah selesai di buat, namun karena keindahan dari tiap baris puisi ini membuatnya memilih untuk mengikuti lomba baca puisi dengan puisi berjudul kemunafikan ini.

Pada saat pengumuman pemenang pada malam puncak peringatan maulid nabi tak di nyana luluk mendapatkan juara satu. Lebih tak di sangka lagi oleh Musyafik pada saat di umumkan bahwa puisi ini adalah karyanya, karena Musyafik sendiri tidak merasa telah membuat sebuah puisi berjudul kemunafikan untuk sobatnya itu.

Selasa, 01 September 2009